Sebuah Cerita : Lelaki Dengan Senyuman Dan Tawa Gigi Kuning

Disajikan oleh Erwin Jahja

Sebelum adzan subuh berkuumandang menghiasi fajar pagi, perempuan itu setia berjalan tiga kilometer menggendong bakul jamu. Selalu rutinitas itu dilakukan nya setiap hari, selalu dengan peluh dikeningnya, hampir empat tahun ini. Di pagi buta dingin, telah bercucuran keringat dengan botol-botol jamu yang diraciknya malam tadi. Berharap hari ini jamu racikannya akan diminum orang-orang, membuat sipeminum menjadi segar olehnya. Entah itu karena jamunya memang manjur atau karena sugesti orang – orang.

Tidak seperti pedagang jamu gendong lainnya, yang selalu berkeliling menjajakan dagangannya. Perempuan itu menjajakan dagangannya tetap di depan emperan ruko kelontong milik seorang pedagang Tionghua.