Wakil Presiden

Disajikan oleh Erwin Jahja

Sekarang lagi musimnya semua tokoh-tokoh nasional mendeklarasikan diri menjadi calon presiden. Ada yang mengklaim pro rakyat kecil, petani, nelayan, ada yang saling sindir, ada yang seolah-olah terzolimi ada yang menyatakan ingin mendedikasikan diri untuk rakyat dengan menjadi presiden, ada lagi yang ingin menjadi capres independen walaupun akhirnya tak diizinkan oleh Mahkamah konstitusi.

Namun…..tak ada satupun tokoh-tokoh nasional yang dengan tegas mendeklarasikan diri menjadi wakil presiden. Padahal…..posisi ini sangat strategis loh…tanya kenapa?

Demokrasi Barbar

Disajikan oleh Erwin Jahja

Buas dan beringas, hanya dua kata itu yang bisa diungkapkan melihat keganasan demonstrasi massa pro pemekaran Propinsi Tapanuli ketika berdemonstrasi di Gedung DPRD Sumut hari selasa (3/2/09) kemarin. Seolah-olah keberingasan dan anarkisme menjadi suatu keniscayaan yang harus terjadi jika kehendak tidak diikuti. Ujung dari aksi massa ini kembali mencoreng muka Bangsa Indonesia di dunia internasional, pasalnya masyarakat di negara yang terkenal santun ini kembali membuat catatan buruk dalam pembelajaran berdemokrasi. Seorang Ketua Parlemen tingkat provinsi menghembuskan nafas terakhir akibat aksi anaskis yang dilakukan massa pro pemekaran Propinsi Tapanuli ini. Secara langsung, masyarakat dunia dapat melihat bagai mana seorang Ketua Dewan yang terhormat ini ditarik-tarik dan dipukuli massa. Massa yang beringas merangsek mengejar sang Ketua. Kita dapat melihat, bahwa polisi tidak dapat berbuat banyak ketika ribuan massa demonstrasi kehilangan kendali, menghajar dan merusak apa saja yang ada di depan mereka.

Sekolah Swadaya di Tengah Komunitas Pencetak Bata

Disajikan oleh Erwin Jahja

Mungkin sebagian besar masyarakat Pekanbaru tidak mengetahui bahwa di pinggiran Kota Pekanbaru, tepatnya di Kelurahan Sail Kecamatan Tenayanraya ada sebuah desa bernama Desa Bukit Jamin, yang sama sekali tidak menikmati majunya perkembangan pembangunan Kota Pekanbaru.

Bayangkan saja, desa yang hanya berjarak sekitar 10 km dari pusat kota itu sama sekali belum tersentuh listrik. Jalan menuju desa tersebut hanya berupa jalan tanah selebar 4 meter.

Warga Desa Bukit Jamin tersebut umumnya orang perantauan yang berasal dari suku Nias yang berprofesi sebagai buruh cetak batu bata. Desa ini dihuni sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal dirumah-rumah semi permanent beratapkan rumbia, sebagian lagi rumah – rumah bata tanpa plester semen.