Pak Hoegeng, Pak Lopa, Tolong Bantu Kami

Disajikan oleh Erwin Jahja


Pak Hoegeng dan pak Lopa yang terhormat, kenapa kalian tidak hidup di zaman ini. Zaman dimana kami tengah berada di dalam keanehan hukum yang tak pernah jelas tentang benar atau salah. Tak pernah jelas yang mana penegak hukum dan yang mana penjahat hukum. Sampai-sampai kami sendiri sulit untuk membedakan tentang kanan dan kiri. Kami ketakutan ketika berteriak tentang kebenaran maka suatu ketika kebenaran itu menjadi kesalahan yang akan memenjarakan kami. Walau semestinya kami tidak perlu takut akan penjara, tidak perlu takut akan kriminalisasi. Bukankah dulu Syahrir dan Hatta menikmati penjara saat berteriak lantang tentang kebenaran. Tolong jangan tertawai kami, kami hanya ingin mengadu.

Pak Hoegeng dan pak Lopa yang terhormat, maafkan kami yang telah mengganggu ketentraman kalian di alam sana. Kami hanya berharap orang seperti kalian ada disini saat ini, menjaga hukum di negeri ini. Terkadang kerinduan ini kami lampiaskan dengan berdoa kepada Tuhan agar kalian dibangkitkan dari kubur, membantu kami menentukan tentang kanan dan kiri, tentang salah dan benar, tentang kejujuran dan kebohongan.

Tahukah anda pak Hoegeng dan pak Lopa, jika kalian ada disini tentu kami tidak butuh dengan KPK. Tuan Presiden tidak perlu repot-repot membentuk aneka ragam tim dan berbagai macam satgas penegak hukum. Kami juga tidak perlu jenuh menonton televisi menyuguhkan berbagai rupa kasus hukum berguling-guling menjadi bahan olok-olokan politisi-politisi kacangan. Jika kalian disini, saat ini, tentu kalian tak akan membiarkan masalah-masalah hukum itu berleha-leha menjadi sinetron kejar tayang. Jika kalian disini, kami yakin tak akan pernah ada kalimat-kalimat tuduhan intervensi kekuasaan menyentuh hukum.

Sungguh kami berharap pak Hoegeng dan pak Lopa, berharap kalian ada disini, saat ini, agar kami bisa menentukan apakah Anggodo itu penegak hukum atau penjahat hukum, apakah Susno itu penegak hukum atau penjahat hukum, apakah Bibit dan Chandra itu penegak hukum atau penjahat hukum. Dan tentu kami tidak perlu repot-repot berdebat di warung-warung kopi menebak-nebak bahkan menentukan status mereka. Tak perlu kami berdebat tentang hukum di televisi, karena di tangan kalian berdua kami yakin hukum itu tak berpihak.

Pak Hoegeng yang terhormat, bolehkah kami belajar bagaimana caranya anda menegakan hukum ketika keberpihakan itu berada di tangan kekuasaan. Kami masih ingat cerita tentang anda Jenderal. Ketika itu anda seorang Kapolri, dan anda berani memberantas seorang penyeludup meski orang itu sangat dekat dengan pemimpin Orde Baru. Bagaimana caranya anda melakukan itu pak Hoegeng, tolong ajari kami.

Pak Baharudin Lopa yang terhormat, kami ingin belajar dari engkau tentang nilai kejujuran, tentang keberanian membongkar mafia-mafia perbankan dan mafia-mafia hukum itu. Keberanian anda ketika menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi di Makassar sana, memburu koruptor kakap dan akhirnya anda masuk kotak. Kami ingat ketika anda memburu koruptor-koruptor kakap itu, bahkan kami masih ingat ketika anda menjerat si politikus pemimpin beringin itu. Kami ingin belajar dari anda tuan Jaksa Agung, ajari kami tentang keberanian dan kejujuran itu karena kami yakin anda tidak akan tergiur dengan oleh-oleh “duren” dari Ong Juliana.

Pak Hoegeng dan pak Lopa, kami yakin jika bapak berdua disini, saat ini, tuan-tuan satgas itu tentu tidak perlu repot-repot menjemput Gayus pulang ke Indonesia dengan mempertontonkan wajah tanpa dosa. Tuan Presiden juga tak perlu repot memikirkan masalah hukum Century yang berlarut-larut. Tuan-tuan politisi tentu juga tidak akan mencampur-adukan hukum dan politik. Tidak perlu ada tawar-menawar, lobi-lobi dan akrobatik menghindari hukum.

Pak Hoegeng dan pak Lopa, sekali lagi kami mohon maaf telah mengganggu istirahat kalian, tapi inilah keluh kesah kami tentang hukum negeri ini. Tak perlu ditanya, kami merindukan bapak berdua ada disini membantu kami menentukan kebenaran. Karena disini, saat ini, kebenaran itu menjadi banyak versi.

Jakarta, 4 Juni 2010

This entry was posted on Jumat, Juni 04, 2010 and is filed under .